Hari ini saya mendapati bahwa indihome kami sekarang lebih banyak bentuknya video on demand, jadi tayangannya dipilih episodenya. Bukan lagi televisi yang running terus dan kita menunggu atau menantikan programnya sesuai jadwal dari stasiun televisi. Ternyata yang mengubahnya adalah Jourell, anak kedua kami.

Ketika saya tanya, kenapa kok kamu lebih suka TV-nya on-demand? Jawabannya seperti dugaan saya, karena bisa pilih-pilih sendiri, gak usah nunggu lama nunggu programnya muncul.

Berbeda dengan zaman saya, televisi nontonnya ya sesuai jadwal dari stasiun TV. Tapi kini meskipun masih ada yang seperti itu, anak-anak jaman sekarang lebih suka on demand. Memilih subject dibanding “dicekoki” harus nurut apapun yang ditayangkan.

Hal ini mengingatkan saya bahwa generasi saat ini lebih suka memilih mana yang pas buat dirinya, dibanding “pasrah bongkokan”. Dasar pertimbangan mereka dalam pengambilan keputusan yang harus kita arahkan.

2 Timotius 4:3-4 (3) Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. (4) Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.

Demikian pula di gereja, saat ini lebih banyak orang memilih hanya kotbah yang sesuai keinginannya. Yang tidak pas diskip dan hanya cari pengkhotbah tertentu sesuai maunya. Jika pengkhotbah beda atau topik sulit, ya pindah gereja / ibadah lain. Susah untuk konsisten dan menerima siapapun yang menyampaikan Firman Tuhan.

Dalam hidup juga gitu, kita hanya minta semuanya terjadi ya yang sesuai maunya kita, ketika Tuhan kasi yang gak nyaman protesnya begitu keras.

Hari ini saya menyadari, Hidup sama Tuhan itu sebenernya kayak nonton televisi jaman dulu, kita yang harus terima apapun tayangannya dan “ambil hikmahnya” ngikut maunya stasiun TV, dalam hal ini ngikut maunya Tuhan.

See also  Tenang di Tengah Badai

Kalau hidup kita mau kayak TV on demand, dimana kita bisa ngatur yang terjadi harus sesuai dengan yang kita inginkan, berarti sesungguhnya kita mau jadi Tuhan atas hidup ini. Kita semua tahu ini malapetaka besar.

Kiranya sharing ini memberkati, dan mungkin jadi perenungan kita bersama. Soli Deo Gloria.

Bagus Tri Widiantoro.